Garuda Pancasila Melambangkan Indonesia

Garuda Pancasila Melambangkan Indonesia

Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Nah, itulah penjelasan tentang lambang pancasila, mulai dari sejarah, makna, hingga nilai-nilai yang bisa Grameds ambil untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi sekarang sudah tidak ada alasan lagi tidak tahu makna dari lambang pancasila karena pengetahuan ini penting untuk Grameds ketahui sebagai warga negara yang baik.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Makna Lambang Sila Ke-4 (Kepala Banteng)

Di bagian kiri atas perisai garuda terdapat lambang kepala banteng berwarna hitam dengan warna dasar merah yang bermakna sebagai berikut:

Makna Lambang Sila Ke-Tiga (Pohon Beringin)

Di bagian kanan atas perisai garuda ada lambang pohon beringin dengan warna hijau pada daunnya dan coklat pada batangnya memiliki makna sebagai berikut:

Makna Lambang Sila Pertama (Bintang)

Simbol bintang berwarna emas dengan lima sudut yang berada di tengah perisai burung garuda memiliki makna berikut ini:

Makna Lambang Sila Kelima (Padi dan Kapas)

Di bagian kiri bawah perisai garuda ada lambang padi dan kapas dengan warna dasar putih yang memiliki makna sebagai berikut:

Baca juga : Makna Lambang Garuda Pancasila dan Filosofinya

Nah, itulah arti dan makna dari lambang pancasila yang perlu Grameds ketahui. Agar lebih memahami makna pancasila lebih luas lagi, Grameds bisa membaca buku koleksi Gramedia berikut ini:

Buku Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno dan Uraian Pancasila akan memberikan Grameds khasah yang lebih luas untuk mempelajari makna pancasila. Buku tersebut berisi pemikiran-pemikiran soekarno terkait ide-idenya membuat pancasila dan penafsiran tokoh-tokoh hebat tentang pancasila.

Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno (2019)

Arti letak warna pada bagian-bagian Garuda Pancasila

Warna yang digunakan dalam lambang Garuda Pancasila tidak asal diletakkan sebab telah ditentukan untuk diletakkan pada bagian-bagian yang ada pada Garuda Pancasila. Berikut penjelasannya.

Warna hitam menjadi warna kepala banteng yang terdapat di Lambang Garuda Pancasila. Warna ini juga digunakan untuk warna perisai tengah latar belakang bintang dan untuk mewarnai garis datar tengah perisai.

Selain itu, warna hitam juga dipakai sebagai warna tulisan untuk semboyan 'Bhinneka Tunggal Ika'.

Warna merah digunakan untuk warna perisai kiri atas dan kanan bawah yang terdapat pada lambang Garuda Pancasila.

Warna hijau digunakan sebagai warna pohon beringin.

Warna putih dipakai untuk warna perisai kiri bawah dan kanan atas. Selain itu terdapat juga pada pita yang dicengkeram oleh burung garuda.

Warna kuning atau emas diletakkan sebagai warna garuda Pancasila, warna bintang, warna rantai, dan warna padi.

Makna Lambang Sila Ke-Tiga (Pohon Beringin)

Di bagian kanan atas perisai garuda ada lambang pohon beringin dengan warna hijau pada daunnya dan coklat pada batangnya memiliki makna sebagai berikut:

Arti dari jumlah bulu pada burung Garuda

Jumlah bulu melambangkan tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Berikut penjelasannya.

Burung garuda mencengkeram sebuah gulungan bertuliskan moto negara Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti "Kesatuan dalam Keberagaman, meskipun berbeda, namun tetap satu".

Demikian penjelasan mengenai makna warna pada simbol Garuda Pancasila. Selamat belajar!

Indonesiabaik.id - Burung garuda adalah lambang negara Indonesia yang dicetuskan oleh Sultan Hamid II pada 1950. Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati hari lahir Pancasila yang identik dengan lambangnya yaitu Burung Garuda.

Proses pemilihan burung garuda sebagai lambang NKRI sendiri tidak sembarangan. Sebab, burung garuda yang dijadikan sebagai lambang negara ini memiliki makna yang mendalam. Mulai dari jumlah bulu, warna, sampai simbol-simbolnya pun memiliki arti yang cukup dalam.

Burung garuda pada lambang Pancasila melambangkan kekuatan dan warna emasnya melambangkan kemuliaan. Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia.

Kedua kaki burung garuda yang kokoh mencengkeram pita putih bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika bermakna "berbeda-beda tetapi satu jua". Slogan ini menjadi kekuatan bangsa Indonesia yang mempunyai keanekaragaman suku, budaya, agama, dan sebagainya. Dengan sayapnya yang mengembang, hal ini menyiratkan bahwa garuda siap menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara Indonesia.

Selanjutnya adalah jumlah bulu yang ada pada badan burung. Berikut penjelasannya:

Angka-angka tersebut menunjukkan tanggal 17 Agustus 1945 yang merupakan tanggal Kemerdekaan Indonesia. Semoga makna-makna pada simbol garuda Pancasila selalu mengingatkan dan menumbuhkan rasa nasionalisme pada bangsa dan negara Indonesia.

Makna Lambang Sila 1-5 Pancasila dalam Garuda Pancasila – Sebagai warga negara yang baik, kita pasti sudah tidak asing lagi dengan pancasila. Apakah teman-teman Grameds sudah kenal baik dengan identitas bangsa kita yang satu ini? Sebagai generasi bangsa kita tentu perlu mengenal dan mengetahui lambang negara sebagai identitas bangasa agar tujuan dan cita-cita bangsa dapat tercapai.

Lambang Pancasila tentu tidak muncul begitu saja. Sebagai lambang negara Indonesia, simbol-simbol pancasila pasti memiliki sejarah dan maknanya sendiri. Lambang inilah yang kemudian menjadi identitas, harapan dan cita-cita bangsa yang perlu dimaknai oleh setiap rakyat Indonesia agar bisa mencapai tujuan yang sama untuk bangsa Indonesia. Berikut ini penjelasan tentang lambang pancasila dan nilai-nilai yang bisa dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:

Pancasila adalah alat pemersatu bangsa yang memiliki unsur ideologi sosialisme yang religius, bukan materialistis maupun komunisme.

Secara bahasa, Pancasila berasal dari dua kata Sansekerta, yakni Panca yang artinya lima dan Sila yang artinya prinsip atau asas. Lima sila ini menjadi rumusan untuk seluruh rakyat Indonesia yang lahir dan hidup di Indonesia yang kemudian menjadi pedoman hidup berbangsa dan bernegara.

Pancasila juga seringkali disebut sebagai dasar dan ideologi negara dan menjadi salah satu dari empat pilar kebangsaan, yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika yang dijelaskan pada buku Pancasila.

Sebagai ideologi negara, pancasila tentu tidak dibentuk sembarangan dan asal-asalan. Pancasila memiliki sejarah dan perjalanan yang panjang hingga saat ini menjadi lambang sekaligus ideologi bangsa Indonesia.

Sejarah mencatat pada 18 Agustus 194, yakni tepat sehari setelah proklamasi kemerdekan Indonesia diadakanlah pertemuan untuk merumuskan dasar ideologi bangsa dan negara. Yakni Pantja Sila (Pancasila) dan konstitusi Undang-Undang Dasar 1945.

Pertemuan tersebut melibatkan beberapa tokoh yang mewakili Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dari tiga wakil umat islam, yakni pulau jawa dan dua wakil dari Sumatera. Berikut ini tokoh-tokoh yang terlibat dalam pertemuan tersebut:

Walaupun dalam proses perumusannya ada sedikit perdebatan pada sila pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa yang sebelumnya hanya mencantumkan Agama islam saja. Perdebatan tersebut dapat memutuskan kesepakatan bersama demi harapan dan cita-cita bersama, yakni terciptanya Indonesia Merdeka sebagai negara yang berdaulat, tenang, adil, dan makmur.

Pancasila digunakan untuk pengembangan diri serta perwujudan cita-cita sesuai dengan kaidah yang ada. Dan hal ini dibahas melalui nilai-nilai yang ada pada Pancasila dan dapat dipelajari pada buku Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan.

Nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa Indonesia menjadi dasar sumber filsafat pembentukan pancasila. Itulah sebabnya pancasila lah yang kelak akan menjadi ideologi pemersatu kemajemukan budaya di nusantara agar tetap menjadi satu kesatuan, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Teman-teman bisa membaca buku rekomendasi Gramedia berikut ini untuk mengetahui lebih banyak tentang apa itu pancasila dan sejarah pancasila.

Buku Pancasila karya Prof. DRS H. Achmad Fauzi DH.M.A mengulas lengkap mengenai Pancasila yang pemilihan materi dan analisis sejarah serta filsafatnya berbeda dengan buku-buku lainnya.

Buku ini sangat komprehensif untuk Grameds baca sesuai kebutuhan, misalnya para mahasiswa maupun masyarakat umum untuk menghadirkan pancasila kepada generasi bangsa.

Baca juga : Sejarah Bendera Indonesia

Remaja Lebih Suka Garuda di Dadaku dari Garuda Pancasila

Senin, 8 Agustus 2016 - 06:01 WIB

VIVA.co.id - Kalangan muda Indonesia masa kini, dianggap mulai mengacuhkan lambang-lambang negara. Salah satu indikatornya, ialah berpalingnya muda-mudi dari lagu kebangsaan seperti Garuda Pancasila. Mereka lebih senang menyanyikan lagu Garuda di Dadaku karya grup band Netral.

Tergeruskah nasionalisme bangsa?

Pertanyaan itu muncul dalam diskusi tentang nasionalisme yang diselenggarakan Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) Jawa Timur di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya (Stiesa) pada Minggu malam, 7 Agustus 2016.

Pengelola Sekolah Kebangsaan Tjokroaminoto, Joko Susanto menilai, generasi masa kini memiliki alamnya sendiri yang berbeda dengan generasi terdahulu. Revolusi informasi berpengaruh besar pada pola pikir dan tindak muda-muda Indonesia.

Kendati begitu, kata pengajar di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, bukan berarti nasionalisme di jiwa remaja Indonesia tidak ada. "Betul mereka jarang menyanyikan lagu Garuda Pancasila, tetapi mata mereka juga terlihat berkaca-kaca ketika menyanyikan lagu Garuda di Dadaku," ujar Joko.

Menurutnya, diperlukan pendekatan berbeda untuk menghunjamkan ruh kebangsaan kepada remaja masa kini. Tidak lagi, dengan cara seperti di era Orde Lama dan Orde Baru.

"Bukan saya tidak sepakat dengan program bela negara secara militer, tetapi mereka harus didekati dengan cara kreatif, yang membuka ruang bagi mereka mengekspresikan kecintaannya pada negara ini," kata Joko.

Wakil Asisten Teritorial Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Brigadir Jenderal TNI Gatot Triswanto, kembali mengingatkan kepada semua kalangan masyarakat tentang hal yang disampaikan Panglima TNI Gatot Nurmantyo soal perang non-militeristik, yakni proxy war.

Perang jenis baru itu, katanya, lebih berbahaya daripada perang konvensional, yakni dengan merusak generasi bangsa, sehingga pada saatnya akan terjadi keterputusan generasi, atau lost generations. Mental dan kualitas generasi dirusak dengan narkotik dan asupan informasi yang jauh dari jati diri bangsa.

Karena itu, Gatot menegaskan bahwa perlu pengawalan nilai-nilai kebangsaan kepada siswa dan mahasiswa. “Misalnya, saat mereka mengikuti masa pengenalan sekolah, atau kampus. TNI sendiri sifatnya hanya mendampingi," katanya. (asp)

Kendati begitu, kata pengajar di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, bukan berarti nasionalisme di jiwa remaja Indonesia tidak ada. "Betul mereka jarang menyanyikan lagu Garuda Pancasila, tetapi mata mereka juga terlihat berkaca-kaca ketika menyanyikan lagu Garuda di Dadaku," ujar Joko.

Makna Lambang Sila 1-5 Pancasila dalam Garuda Pancasila – Sebagai warga negara yang baik, kita pasti sudah tidak asing lagi dengan pancasila. Apakah teman-teman Grameds sudah kenal baik dengan identitas bangsa kita yang satu ini? Sebagai generasi bangsa kita tentu perlu mengenal dan mengetahui lambang negara sebagai identitas bangasa agar tujuan dan cita-cita bangsa dapat tercapai.

Lambang Pancasila tentu tidak muncul begitu saja. Sebagai lambang negara Indonesia, simbol-simbol pancasila pasti memiliki sejarah dan maknanya sendiri. Lambang inilah yang kemudian menjadi identitas, harapan dan cita-cita bangsa yang perlu dimaknai oleh setiap rakyat Indonesia agar bisa mencapai tujuan yang sama untuk bangsa Indonesia. Berikut ini penjelasan tentang lambang pancasila dan nilai-nilai yang bisa dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:

Pancasila adalah alat pemersatu bangsa yang memiliki unsur ideologi sosialisme yang religius, bukan materialistis maupun komunisme.

Secara bahasa, Pancasila berasal dari dua kata Sansekerta, yakni Panca yang artinya lima dan Sila yang artinya prinsip atau asas. Lima sila ini menjadi rumusan untuk seluruh rakyat Indonesia yang lahir dan hidup di Indonesia yang kemudian menjadi pedoman hidup berbangsa dan bernegara.

Pancasila juga seringkali disebut sebagai dasar dan ideologi negara dan menjadi salah satu dari empat pilar kebangsaan, yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika yang dijelaskan pada buku Pancasila.

Sebagai ideologi negara, pancasila tentu tidak dibentuk sembarangan dan asal-asalan. Pancasila memiliki sejarah dan perjalanan yang panjang hingga saat ini menjadi lambang sekaligus ideologi bangsa Indonesia.

Sejarah mencatat pada 18 Agustus 194, yakni tepat sehari setelah proklamasi kemerdekan Indonesia diadakanlah pertemuan untuk merumuskan dasar ideologi bangsa dan negara. Yakni Pantja Sila (Pancasila) dan konstitusi Undang-Undang Dasar 1945.

Pertemuan tersebut melibatkan beberapa tokoh yang mewakili Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dari tiga wakil umat islam, yakni pulau jawa dan dua wakil dari Sumatera. Berikut ini tokoh-tokoh yang terlibat dalam pertemuan tersebut:

Walaupun dalam proses perumusannya ada sedikit perdebatan pada sila pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa yang sebelumnya hanya mencantumkan Agama islam saja. Perdebatan tersebut dapat memutuskan kesepakatan bersama demi harapan dan cita-cita bersama, yakni terciptanya Indonesia Merdeka sebagai negara yang berdaulat, tenang, adil, dan makmur.

Pancasila digunakan untuk pengembangan diri serta perwujudan cita-cita sesuai dengan kaidah yang ada. Dan hal ini dibahas melalui nilai-nilai yang ada pada Pancasila dan dapat dipelajari pada buku Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan.

Nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa Indonesia menjadi dasar sumber filsafat pembentukan pancasila. Itulah sebabnya pancasila lah yang kelak akan menjadi ideologi pemersatu kemajemukan budaya di nusantara agar tetap menjadi satu kesatuan, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Teman-teman bisa membaca buku rekomendasi Gramedia berikut ini untuk mengetahui lebih banyak tentang apa itu pancasila dan sejarah pancasila.

Buku Pancasila karya Prof. DRS H. Achmad Fauzi DH.M.A mengulas lengkap mengenai Pancasila yang pemilihan materi dan analisis sejarah serta filsafatnya berbeda dengan buku-buku lainnya.

Buku ini sangat komprehensif untuk Grameds baca sesuai kebutuhan, misalnya para mahasiswa maupun masyarakat umum untuk menghadirkan pancasila kepada generasi bangsa.

Baca juga : Sejarah Bendera Indonesia